HEADLINE HARI INI
Prabowo Hemat Anggaran, Pakar Sarankan Investasi Bitcoin untuk Bayar Utang

Ada Virus Corona Jenis Baru, Inggris Kembali Lockdown

15 Desember 2020, 07:29 WIB

Infopelalawan.com – Pemerintah Inggris melaporkan kembali menerapkan penguncian wilayah (lockdown) di Ibu Kota London dan sekitarnya, akibat penemuan varian baru virus corona yang memicu lonjakan tajam kasus Covid-19.

Kemunculan jenis baru virus corona membuat Wali Kota London Sadiq Khan menyarankan untuk memberlakukan lockdown dengan menutup semua sekolah dan perguruan tinggi. Aktivitas belajar diminta beralih ke sistem daring karena lonjakan kasus baru.

Khan menyarankan agar pemerintah menutup semua sekolah menengah dan perguruan tinggi di London sebelum Natal. Senada, pejabat di Greenwich juga meminta pemerintah memberlakukan lockdown karena ada lonjakan kasus infeksi eksponensial tinggi selama sepekan terakhir.

Pemerintah Inggris memberlakukan batasan tingkat 3 dari sistem tiga tingkat lockdown terhadap kota London. Lockdown kali ini melarang orang untuk berkumpul di dalam ruangan publik seperti bar, kelab malam, dan restoran yang hanya menerima pesanan untuk dibawa pulang (takeaway).

Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock, mengatakan lonjakan drastis infeksi corona di London, Kent, dan Essex mencapai dua kali lipat selama sepekan terakhir. Ia menekankan jika penyebaran virus corona jenis baru bisa lebih cepat.

“Saat ini kami telah mengidentifikasi lebih dari 1.000 kasus dengan varian ini terutama di selatan Inggris, meskipun kasus telah diidentifikasi di hampir 60 wilayah otoritas lokal berbeda,” kata Hancock kepada anggota parlemen Inggris, Senin (14/12).

“Kami tidak tahu sejauh mana ini karena varian baru, tetapi apa pun penyebabnya, kami harus mengambil tindakan cepat dan tegas yang sayangnya mutlak penting untuk mengendalikan penyakit mematikan ini saat vaksin diluncurkan.”

Mengutip Associated Press, Hancock mengatakan jika hasil analisis awal menunjukkan bahwa varian baru virus corona tumbuh lebih cepat.

“Saran medis yang kami miliki adalah bahwa sangat tidak mungkin varian baru ini akan mengganggu vaksin dan dampak vaksin.”

Lebih lanjut dia mengatakan temuan varian baru virus corona telah dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan ilmuwan Inggris sedang melakukan studi lebih lanjut.

Kepala keadaan darurat untuk WHO, Dr. Michael Ryan mengatakan jika mereka telah diberi tahu keberadaan varian baru virus corona di Inggris. WHO dan otoritas kesehatan Inggris tengah melakukan studi lebih lanjut untuk menilai apakah mutasi virus yang dilaporkan dapat mengubah caranya berperilaku.

“Jenis evolusi dan mutasi seperti ini cukup umum,” ujar Ryan tanpa memberikan informasi jika virus ini lebih mematikan atau menyebar lebih cepat.

Virus corona bermutasi terus menerus saat menyebar di antara manusia. Para ilmuwan mengatakan sebagian besar mutasi berdampak kecil pada penyakit manusia.

Pimpinan teknis WHO untuk Covid-19, Maria Van Kerkhove mengatakan jika mereka tidak memiliki bukti jika varian ini berperilaku berbeda dan serupa dengan jenis yang semula dilaporkan menyebar di Eropa. Ia mengatakan jika para ilmuwan akan mempelajari lebih lanjut jenis baru ini untuk melihat apakah mungkin ada perbedaan dalam hal bagaimana memicu respons kekebalan tubuh pada manusia.

Pekan lalu, Inggris mulai melakukan program vaksinasi massal corona menggunakan vaksin buatan Pfizer dan BioNTech. Seorang lansia berusia 90 tahun, Margaret Keenan menjadi orang pertama di Inggris yang disuntikkan vaksin Pfizer.

“Saya merasa sangat terhormat menjadi orang pertama yang divaksinasi Covid-19,” kata Keenan.

“Itu artinya saya akhirnya bisa berharap untuk segera menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-teman saya di tahun baru setelah saya tinggal sendiri hampir sepanjang tahun 2020,” paparnya menambahkan.

Vaksinasi dijadwalkan akan berlangsung di seluruh Inggris, Wales, dan Skotlandia. Sementara itu, Irlandia Utara dijadwalkan akan memulai vaksinasi corona dalam beberapa hari ke depan.

Wakil Kepala Eksekutif NHS Providers, Saffron Cordery, mengatakan 50 rumah sakit di seluruh Inggris telah menerima alokasi vaksin Pfizer/BioNTech.

Inggris diperkirakan akan menerima 4 juta vaksin Pfizer/BioNTech hingga akhir tahun ini dari total 40 juta dosis yang telah dipesan. Vaksin tersebut memiliki efektifitas hingga 95 persen.