
Jakarta – Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan keutamaan bagi umat Islam. Setiap kali bulan ini tiba, umat Muslim merasakan dorongan kuat untuk melakukan amal saleh dan menahan diri dari perbuatan buruk. Hal ini diungkapkan oleh Ustadz Adi Hidayat (UAH) dalam salah satu kajiannya.
Menurut Ustadz Adi Hidayat, keistimewaan Ramadhan tidak hanya terletak pada ibadah puasanya, tetapi juga pada perubahan perilaku yang terjadi secara alami pada diri seorang Muslim.
“Ramadhan itu keutamaannya, kalau sudah tiba, selalu kita terdorong pada yang saleh dan tertahan untuk yang salah,” ujar Ustadz Adi Hidayat dalam ceramahnya. Pernyataan ini dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @Dakwahmillenial-DM.
Ia mencontohkan bagaimana seseorang yang memiliki kebiasaan marah-marah tiba-tiba bisa lebih sabar saat berpuasa. Bahkan, ketika ada yang memprovokasi sebelum waktu berbuka, ia masih mampu menahan diri.
“Kalaunggak percaya, cek orang yang punya sifat marah. Marah semarah-marahnya itu saat Ramadhan bisa berhenti. Biasanya suaminya yang biasa marah, marahnya nunggu buka puasa. Istrinya sampai bingung, tumben nggak marah,” lanjut UAH sambil memberikan contoh situasi sehari-hari.
Selain menahan diri dari hal yang buruk, Ramadhan juga mendorong seseorang untuk lebih giat dalam berbuat baik. Orang yang biasanya sulit bersedekah, saat Ramadhan tiba, justru aktif mencatat jumlah infak yang ingin diberikan.
Hal ini menunjukkan bahwa ada perubahan signifikan dalam pola pikir dan sikap seseorang selama bulan Ramadhan. Keinginan untuk berbuat kebaikan meningkat, sementara dorongan untuk berbuat dosa melemah.
Puasa Membawa Pengaruh Besar
Menurut Ustadz Adi Hidayat, perubahan ini tidak terjadi secara kebetulan. Puasa yang dilakukan dengan penuh kesadaran membawa pengaruh besar terhadap kondisi hati dan pikiran seseorang.
Saat seseorang berpuasa, tubuh mengalami penyesuaian. Rasa lapar dan haus tidak hanya mengingatkan pada keterbatasan diri, tetapi juga menumbuhkan empati terhadap mereka yang kurang beruntung.
Kesadaran inilah yang kemudian mendorong seseorang untuk lebih dermawan. Sedekah yang mungkin terasa berat di hari biasa menjadi lebih mudah dilakukan saat Ramadhan.
Selain itu, ibadah di bulan Ramadhan terasa lebih ringan. Sholat tarawih, tilawah Al-Qur’an, dan berbagai ibadah lainnya menjadi bagian dari rutinitas yang dinikmati oleh banyak Muslim.
Ustadz Adi Hidayat juga menyoroti bagaimana puasa mampu mengendalikan hawa nafsu. Dorongan untuk melakukan hal yang dilarang menjadi lebih lemah, seiring dengan meningkatnya kesadaran spiritual.
Kondisi ini, menurutnya, adalah anugerah yang harus dimanfaatkan dengan baik. Jika seseorang mampu menahan diri di bulan Ramadhan, maka kebiasaan baik ini seharusnya bisa berlanjut setelahnya.
Namun, sering kali perubahan ini hanya bertahan selama bulan Ramadhan. Setelah bulan suci berlalu, banyak orang kembali ke kebiasaan lamanya.