
SUNGAIPENUH — Darurat sampah Sampah yang diwariskan pemerintahan sebelumnya, jadi problema besar pasangan Alfin-Azhar Hamzah. Jika “sampah” tidak tertangani, bom waktu siap meledak.
Sampah berserakan. Dijantung kota, menyebar ke pinggiran kota hingga pemukiman. Kondisi ini diperparah dengan jebolnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Renah Padang Tinggi (RPT) Sungai Ning, Kecamatan Sungai Bungkal. Kondisi ini memaksakan Pemerintah Kota kerja ekstra dan cepat.
Intensitas hujan yang tinggi di kawasan RPT pekan lalu, meluap. Luapan air yang besar menyeret gunungan sampah hingga sampai ke jalan nasional Kilometer 7. Hingga kini, belum tertangani.
Kondisi berat diawal tugas Alfin-Azhar ini jadi pekejaan rumah (PR) yang harus segera diatasi dan ditangani. Makanya perlu bawahan yang serius untuk menanganinya.
Wakil Walikota Sungaipenuh Azhar Hamzah, Sabtu (8/3) turun langsung ke lokasi. Dia prihatin dengan kondisi TPA RPT. Wawako mendesak Kadis Lingkungan Hidup segera bertindak menangani sampah. Dinas PUPR juga diminta turut membantu.
“Saya minta Dinas LH dan PUPR segera mengambil langkah-langkah baik pembersihan sampah yang bertebaran di jalan dan pembuatan kembali tanggul yang jebol,” Kata Wawako Azhar Hamzah.
Dia khawatir jika tidak ditangani segera, kejadian serupa bakal terulang. Makanya instansi terkait diboyong Wawako ke lokasi. Terlihat Kadis LH Wahyu Rahman Dedi dan Kadis PUPR Khalik Munawar. Mereka bersama melihat langsung kondisi di lapangan dan upaya penanganannya.
Wawako menegaskan bahwa penanganan sampah harus dilakukan dengan cepat dan efektif demi menjaga kebersihan dan kenyamanan masyarakat.
“Ini tanggung jawab kita bersama. Saya ingin semua pihak terkait bergerak cepat agar permasalahan sampah ini segera teratasi,” tegas Azhar Hamzah.
Wawako juga meninjau Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) yang telah dibangun di kawasan RPT. Wawako menyayangkan fasilitas tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal. Hingga kini TPS3R belum beroperasi.
Tokoh Masyarakat Sungai Ning Diki Hamdani minta Pemkot serius menangani sampah, khususnya tempat pembuangan akhir (TPA) sementara RPT. Pihaknya jauh hsri sudah memprediksi bakal terjadi bencana, apalagi pemerintah kota sebelumnya setengah hati menanganinya.
“TPA RPT perlu ditinjau ulang, kondisinya tak layak lagi. Makanya perlu mencari alternatif lain, ” kata Diki Hamdani kepada Depatinews. com.
Dampak pembangunan TPA RPT, kata Diki tidak saja bom banjir yang sewaktu-waktu mengancam masyarakat juga dampak kerusakan lingkungan, khususnys limbah.
“Air yang kami minum sudah tercemar, sementara kompensasi yang dijanjikan hingga kini belum terealisasi, ” tegad Diki.
Makanya masyarakat Sungai Ning minta waktu untuk dialog langsung dengan pemangku kebijakan Walikota dan Wakil Walikota. “Ya kami minta waktu untuk dialog, ” katanya. (devanand munir)
Sumber: depatinews.com