Adu Strategi Parpol di Jambi Raup Suara Pada Pemilu 2014
JAMBI – Pemilihan legislatif (pileg) masih sekitar satu setengah tahun lagi. Namun, pengurus partai politik (parpol) di Jambi sudah mulai kasak-kusuk merancang strategi untuk meraup suara, sesuai yang ditargetkan pusat. Sebab, Jambi memang menjadi lumbung suara bagi sejumlah parpol besar, seperti PAN, Golkar, PDIP, Demokrat, Gerindra dan partai baru Nasional Demokrat (Nasdem).
Berbagai trik, strategi dan siasat mulai dimainkan pengurus parpol di Jambi. Salah satunya dengan memasang dan menggaet tokoh atau publik figur sebagai calon anggota legislatif (caleg). Mereka sadar, kalau hanya mengandalkan nama besar parpol saja tidak cukup. Karena, masyarakat Jambi masih mengutamakan figur.
Partai Amanat Nasional (PAN) misalnya, akan menurunkan mantan gubernur dua periode Zulkifli Nurdin dan istrinya Ratu Munawwaroh untuk menarik simpati dan mendulang suara pada 2014 nanti. Tak hanya turun gunung melakukan kampanye saja, kabarnya keduanya juga bakal dipasang sebagai caleg DPR RI.
Memang figur ZN, yang juga mantan ketua DPW PAN Provinsi Jambi dan Ratu Munawwaroh sudah terbukti ampuh menjaring suara. Diakui atau tidak, berkat keduanya PAN berhasil meraih suara terbanyak di Jambi pada Pemilu 2009 lalu.
Lalu, Partai Gerindra, memasang istri Bupati Tanjab Barat Usman Ermulan, Esrita Usman sebagai caleg. Mereka berharap dengan nama besar Usman Ermulan bisa meraup suara di Tanjab Barat yang selama ini dikuasai PDIP. Selain itu, Gerindra juga ‘’menjual’’ nama besar Sultan Adil Hendra dan Akmal Thaib, mantan Wali Kota Sungaipenuh untuk mendulang suara di daerah pemekaran kabupaten Kerinci tersebut.
Kemudian, Golkar, di antaranya akan memasang nama Zoerman manap, Syahirsah (mantan bupati Batanghari) dan Selina Gita sebagai caleg. Nama terakhir diyakini bisa mendongkrak suara Golkar, karena sudah berpengalaman. Pada pemilu 2009, Selina Gita mampu duduk di DPR RI.
Sedangkan PDIP akan memanfaatkan pesona Safrial, mantan Bupati Tanjab Barat yang akan diusung sebagai caleg DPRD Provinsi Jambi dari dapil Jambi 6. Memang nama Syafrial cukup pamilier di wilayah Tanjab Barat. Setidaknya ini terbukti dari keberhasilan PDIP mendulang suara tertinggi di daerah itu pada pemilu 2009 lalu.
Sedikit berbeda dengan yang lain, Partai Demokrat mengerahkan istri para pejabat dan bupati yang merupakan fungsionaris partai tersebut. Diantaranya, Ny Rahima Fachrori; istri wagub Fachrori Umar, Hj Sulianti Burhanuddin Mahir; istri Bupati Muarojambi Burhanudin Mahir, Ny Ervin Afriyanti; istri Wabup Muarojambi Kemas Fuad, dan Hj Rosita Endra; istri Bupati Sarolangun Cek Endra.
Nama lainnya, Ny Sukma Jaya Nalim; istri Bupati Merangin Nalim, dan istri Hj Sofia Fattah ; istri Bupati Batanghari yang juga ketua MPC Demokrat Batanghari.Selain itu, Demokrat juga mengandalkan figur Hasan Basri Agus (HBA). Selain menjabat sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi, HBA juga sebagai Gubernur Jambi yang sudah jelas punya pengaruh kuat.
Zulkifli Nurdin, ketika dikonfirmasi membenarkan dia dan istrinya Ratu Munawwaroh bakal turun gunung secara bersama-sama, untuk mengembalikan kejayaan PAN seperti dulu. Dia dan istri ‘’terpaksa’’ harus turun gunung karena melihat kondisi PAN yang kini tengah terseok-seok.
“Kalau melihat kondisi PAN saat ini, memang sedang lemah dan terjadi penurunan. Ini harus diantisipasi. Apakah saya atau istri yang akan turun (nyaleg), kita lihat saja nanti,” katanya saat diwawancarai Jambi Independent di kediaman pribadinya, kawasan Kampung Manggis, Kota Jambi, Sabtu lalu.
ZN mengaku bakal turun langsung. Hanya saja, untuk nyaleg dia masih melihat probabilitasnya dulu. Kalaupun memungkinkan, dia menegaskan akan siap turun langsung menjadi caleg dapil Jambi. “Saya akan turun sebagai ketua MPP, untuk mengumpulkan seluruh anggota DPRD. Saya akan beri trik dan motivasi untuk kemenangan. Kalau saya pribadi tak ada keinginan untuk nyaleg. Saya sudah pernah jadi caleg sebelum jadi gubernur. Tapi, demi menyelamatkan partai, kalau diminta Pak Hatta, entahlah,” jelas ZN didampingi sang istri Ratu Munawwaroh.
Setidaknya, tiga dari jatah tujuh kursi DPR RI Dapil Jambi akan diborong PAN jika ZN dan istri nyaleg. “Kalau saya dan ibu Ratu turun, barangkali akan ada warna lain,” ujarnya sambil tersenyum.
Namun, ZN belum berani blak-blakan mengungkap strateginya itu. Ia hanya menegaskan masih akan menimbang dan melihat seperti apa peluang. Andaikan PAN mampu mendulang suara dan menjadi partai nomor satu di Jambi tanpa dirinya, maka dia tak akan turun langsung. “Kita lihat bagaimana perkembangan politiknya nanti. Semoga PAN tetap berada pada posisi terhormat,” katanya.
Tak mau kalah, ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jambi juga mengaku punya strategi tersendiri untuk meraih kemenangan. Namun sayang, Zoerman tidak mau blak-blakan soal strateginya itu. Ia hanya menegaskan jika Golkar merupakan partai besar dan punya kader yang piawai dan teruji.
“Untuk DPR RI, kita pasang 15 orang tokoh besar. Kota Jambi ada 26 orang. Semuanya dimaksudkan untuk menang pemilu,” katanya saat diwawancarai di kantor DPD Golkar, Sabtu lalu.
“Untuk DPR RI, kita pasang 15 orang tokoh besar. Kota Jambi ada 26 orang. Semuanya dimaksudkan untuk menang pemilu,” katanya saat diwawancarai di kantor DPD Golkar, Sabtu lalu.
Zoerman mengatakan, hampir tidak ada kepala daerah yang berasal dari golkar. Tapi, lanjut dia, mayoritas kepala daerah tersebut adalah kader golkar yang diberdayakan ke parpol lain. Ia mencontohkan, Gubernur Jambi Hasan Basri Agus (HBA) yang merupakan kader senior Golkar.
Untuk tokoh, kata dia, Golkar punya Wagub Fachrori Umar yang baru menjabat ketua dewan pertimbangan Partai Golkar Provinsi Jambi menggantikan Usman Ermulan yang mengundurkan diri. “Di Merangin, kita punya calon bupati. Kita punya kontrak politik agar memenangkan Golkar pada pemilu. Begitupun di Kota Jambi kita punya Fasha,” jelas Zoerman.
Zoerman menegaskan bahwa Golkar tidak akan gentar sekalipun PAN menurunkan mantan Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin dan Ratu Munawwaroh. Sebab, kata dia, PAN bukan menjadi rival yang diperhitungkan. Bagi Golkar, rival terkuat saat ini adalah Demokrat. “Sekarang ini, Golkar dan PAN berimbang. Saingan kita masih Demokrat,” tegas Zoerman yang mengaku bakal merebut posisi ketua DPRD Provinsi Jambi pada pemilu mendatang.
Menurutnya, turunnya ZN takkan berpengaruh signifikan bagi peta politik Jambi dan Golkar. Sebab, yang memilih adalah masyarakat. Sedangkan Golkar merupakan partai tua yang banyak dikenal masyarakat. Menurutnya, dalam sejarah perpolitikan di Indonesia, Golkar tidak pernah kalah dalam pemilu. “Asal dilakukan dengan fair,” tegasnya.
Zoerman mengapresiasi dan menyambut baik jika ZN dan Ratu Munawwaroh benar-benar turun nyaleg. Kehadiran mereka tentu akan mewarnai dan merubah peta pergerakan politik. Hanya saja, ia mengingatkan agar masyarakat jangan mudah terkecoh.
“Pak Zul silahkan kalau mau nyalon (mencalonkan diri, red). Tapi rakyat harus hati-hati. Jangan-jangan ada unsur penipuan. Hanya untuk dulang suara saja,” tegasnya.
Ia mengatakan, tugas anggota dewan itu bukan hanya untuk mendulang suara, tapi mewakili masyarakat untuk memperjuangkan hak-hak mereka. “Kita minta fair lah,” katanya.
Zoerman juga menyinggung soal mundurnya Usman Ermulan (Bupati Tanjbbarat) dari Golkar. Menurutnya, mundurnya Usman tak akan berpengaruh signifikan bagi suara golkar. Zoerman masih yakin Golkar akan tetap kuat, kokoh dan mampu merebut kemenangan, meski tanpa sosok Usman. “Justru kita bersyukur Usman keluar. Karena, bagi Golkar, ia ibarat duri dalam daging,” tegasnya.
Di bagian lain, Ketua DPD Gerindra Provinsi Jambi Sutan Adil Hendra mengatakan, pihaknya juga punya siasat tersendiri untuk meraih kemenangan. Selain akan menurunkan Prabowo Subianto (mantan Danjen Kopassu) untuk kampanye di Jambi, Gerindra sudah menyiapkan sejumlah tokoh besar yang diharapkan dapat mendongkrak suara Gerindra.
“Saya sendiri akan maju DPR RI. Lalu ada istri Pak Bupati Usman Ermulan, istri Khalik Shaleh, Mantan Wali Kota Sungai Penuh dan masih banyak lagi,” katanya.
Sutan mengatakan, pada pemilu mendatang, Gerindra mematok target 15 kursi di DPRD Provinsi Jambi. Gerindra juga menargetkan dapat meraih jabatan ketua DPRD Provinsi Jambi. “Dengan usaha dan logistik yang ada, kita yakin mampu meraih itu,” katanya.
Lalu, bagaimana dengan Partai Nasdem? Ketua DPW Nasdem Provinsi Jambi Agus Roni mengatakan, partainya sudah menyiapkan strategi untuk menghadapi Pileg 2014 nanti. Mengenai peluang, dia pun optimis Nasdem bisa masuk tiga besar di Jambi.
“Meski partai baru, kita sudah siap semuanya, baik dari segi infrastruktur partai, strategi, maupun caleg yang akan maju. Caleg kita dari berbagai kalangan, ada tokoh pemuda, mantan birokrat dan tokoh masyarakat yang cukup berpengaruh,” katanya saat ditemui di kantornya, Sabtu lalu.
Agus mengatakan, sekarang masyarakat sudah pintar. Mereka tahu, pada pemilu kali ini ada dua partai. Yakni partai lama (sembilan parpol peserta pemilu 2009) dan partai baru, Nasdem. ‘’Kalau mau ada perubahan..ya pilihlah partai baru (Nasdem,red),’’ ujarnya, sedikit berpromosi.
Pengamat politik jebolan Sospol Universitas Indonesia (UI), Melvin P Hutabarat, mengatakan strategi parpol di Jambi menggaet tokoh masyarakat atau figur yang sudah dikenal menjadi caleg sudah tepat. Karena, karakter politik di Jambi menunjukkan individu lebih dominan daripada partai. Sehingga, pemilu mendatang akan jadi ajang pertarungan popularitas. Bukan kompetisi ide atau program dan kebijakan partai.
Menurut dia, masyarakat tidak akan melihat partai dan kebijakannya, tapi lebih cenderung melihat siapa tokoh yang populer. Dia mencontohkan, tokoh besar sekaliber ZN pasti akan mampu mendulang banyak suara bagi PAN.
Meski demikian, dia mengingatkan bahwa secara geopolitik, Jambi punya dua tipologi. Menurutnya, tipologi politik masyarakat Jambi wilayah barat berbeda dengan jambi wilayah timur. “Orang-orang mudik (Jambi Wilayah Barat) lebih egaliter, sedangkan Jambi wilayah timur lebih patronase. Ini teori politik yang argumentasinya sudah dibuktikan secara ilmiah dan tak terbantahkan,” katanya.
Ia menjelaskan, masyarakat Jambi wilayah barat lebih cenderung terbuka dan tidak mudah tergantung dengan sosok individu. Karenanya, Jambi wilayah barat lebih banyak melahirkan tokoh-tokoh pergerakan. “Sejak zaman Belanda, banyak tokoh lahir dari Jambi barat,” katanya.
Beda halnya dengan Jambi wilayah timur yang tipologinya cenderung patronase. Maksudnya, masyarakat Jambi timur punya tipologi ketergantungan yang tinggi terhadap seorang tokoh. “Mereka percaya tokoh dan turunannya. Meyakini patron. Makanya, nyaris sedikit lahir tokoh dari Jambi wilayah timur,” katanya.
Dari tipologi ini, lanjut Melvin, pesona ZN akan lebih mendominasi dan efektif untuk mendulang suara di kawasan Tanjung Jabung. Tapi, nama besar ZN tidak akan efektif untuk mendulang suara di Jambi wilayah barat. “Meskipun pak ZN mantan gubernur. Suara Jambi wilayah barat tidak akan banyak tersedot. Sentimen kedaerahan di Jambi wilayah barat sangat kental,” bebernya.
Selain itu, Melvin juga mengigatkan, parpol harus pinta-pintar melihat respon politik masyarakat. Kecenderungan pemilih kemana harus dilihat. Apalagi, saat ini kinerja partai secara nasional sedang lemah. Performa partai juga buruk. Ada krisis legitimasi terhadap partai.
“Isu yang populis saat ini adalah kesejahteraan masyarakat. Meski semua partai selalu mengisukan ini, harus pandai-pandai mengemas. Tidak boleh sembrono. Harus diciptakan image bahwa masyarakat tidak berjarak dengan partai dan politisinya,” katanya.
Melihat peta politik di Jambi, Melvin memprediksi pemenang Pemilu 2014 mendatang di Jambi tidak akan jauh beda dengan tingkat nasional. Menurutnya, tipologi politik di Jambi secara keseluruhan merupakan pantulan dari kondisi politik di nasional.
Ia mencontohkan, pada Pemilu 2004 lalu, PDIP menang di nasional dan juga berimbas ke Jambi yang juga menjadi pemenang pemilu. Pada Pemilu 2009, Demokrat unggul sebagai pemenang di nasional, begitupula kejadiannya di Jambi.
“Nah, partai apapun yang menang di nasional, maka pemenang di Jambi juga tidak jauh beda. Suara nasional terpantul ke Jambi. Dan pemenang tahun lalu hampir dapat dipastikan tidak akan jadi pemenang lagi,” jelasnya.